Pada tahun 2045, Indonesia akan merayakan 100 tahun Pancasila sebagai ideologi bangsa. Perjalanan panjang Pancasila, yang dimulai sejak dirumuskannya pada 1 Juni 1945, telah menempa Indonesia menjadi bangsa yang berdaulat dan beragam. Bagaimana Pancasila terus relevan dan mempengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi topik utama yang perlu kita refleksikan menjelang perayaan satu abad ideologi ini.
Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, adalah fondasi yang tidak hanya membentuk karakter dan identitas bangsa, tetapi juga sebagai panduan moral dan etika dalam menjalani kehidupan berbangsa. Seiring perjalanan waktu, Pancasila telah menunjukkan fleksibilitasnya dalam menghadapi berbagai dinamika politik, sosial, dan ekonomi yang dihadapi bangsa ini.
Tantangan globalisasi, digitalisasi, dan perubahan sosial yang cepat menuntut penerapan nilai-nilai Pancasila yang lebih adaptif dan inovatif. Pendidikan mengenai Pancasila di sekolah-sekolah dan institusi pendidikan tinggi terus ditingkatkan untuk memastikan generasi muda memahami dan menginternalisasi nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Sebagai dosen di bidang manajemen sumber daya manusia, saya melihat bahwa Pancasila juga harus diterapkan dalam manajemen organisasi dan korporasi di Indonesia. Nilai-nilai gotong royong, keadilan sosial, dan kemanusiaan yang adil dan beradab bisa menjadi prinsip dasar dalam pengelolaan sumber daya manusia yang lebih humanis dan inklusif.
Indonesia saat ini berada di tengah era Revolusi Industri 4.0, di mana teknologi dan inovasi menjadi motor penggerak utama perkembangan ekonomi. Tantangan yang dihadapi meliputi ketimpangan sosial, pengangguran akibat otomatisasi, serta isu-isu lingkungan. Dalam konteks ini, Pancasila menjadi sangat relevan sebagai panduan untuk menciptakan keseimbangan antara kemajuan teknologi dan kesejahteraan sosial. Berbagai inisiatif pemerintah dan masyarakat dalam mengimplementasikan Pancasila di era modern perlu diapresiasi. Program-program seperti pendidikan karakter berbasis Pancasila, gerakan nasional revolusi mental, dan penguatan wawasan kebangsaan melalui media sosial adalah contoh nyata bagaimana Pancasila tetap menjadi ruh yang menggerakkan bangsa.
Artikel ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya Pancasila sebagai ideologi yang mempersatukan dan memberikan arah bagi bangsa Indonesia. Dengan memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila, masyarakat diharapkan lebih tanggap dan adaptif terhadap perubahan zaman tanpa kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia. Bagi dunia pendidikan, artikel ini dapat menjadi bahan refleksi bagi para pendidik untuk terus memperkuat pengajaran Pancasila kepada generasi muda. Di sektor korporasi, diharapkan nilai-nilai Pancasila dapat diintegrasikan lebih dalam dalam budaya kerja dan etika bisnis sehingga tercipta lingkungan kerja yang lebih adil dan harmonis.
Pada tahun 2045, kita akan merayakan 100 tahun Pancasila sebagai ideologi bangsa. Perayaan ini bukan hanya sekadar seremonial, tetapi juga momen reflektif untuk mengevaluasi sejauh mana kita telah menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai bangsa yang besar, mari kita jadikan Pancasila sebagai kompas moral dan etika yang membimbing kita menuju Indonesia yang lebih maju, adil, dan beradab.
Dengan semangat gotong royong dan kebersamaan, kita dapat menyongsong 100 tahun Pancasila dengan optimisme dan tekad untuk terus menjadikannya sebagai fondasi yang kokoh dalam menghadapi segala tantangan masa depan. Pancasila adalah jati diri kita, dan dengan memegang teguh nilai-nilainya, kita akan mampu mencapai cita-cita bangsa yang besar.
Ditulis Oleh: Choirul Anam, SE., MM., CPHRM., CHCM., CODP.